Selamat Datang di Blog Bukan Artikel Biasa! Blog tempat membaca Artikel-Artikel Pilihan dan Download Game - Software Gratis!

8 Kebohongan Seorang Ibu

Ibu yang selama ini kita sayangi ternyata sering membohongi kita! Tentu kalian kaget membaca berita ini, saya pun demikian ketika membaca artikel dari suatu blog yang namanya akan dicantumkan diakhir artikel ini. Langsung saja kita baca kebohongan-kebohongan ibu kita, Check it out!

Cerita ini bermula ketika masih kecil. Saya lahir sebagai seorang anak lelaki dalam sebuah keluarga sederhana. Makan minum kekurangan.

PEMBOHONGAN IBU YANG PERTAMA. 
Kami kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari kami terpaksa makan ikan asin satu keluarga.. Sebagai anak yang masih kecil, merengut. Saya menangis, ingin nasi dan lauk yang banyak. Tapi ibu pintar berbohong. Ketika makan, ibu membagikan nasinya untuk . Sambil memindahkan nasi ke , ibu berkata : “”Makanlah nak ibu tak .”-

PEMBOHONGAN IBU YANG KEDUA. 
Ketika mulai besar, ibu yang gigih meluangkan senggangnya untuk pergi di sungai sebelah rumah. Ibu berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami. Pulang dari , ibu yang mengundang . Sewaktu memakan ikan itu, ibu duduk di kami dan memakan ikan yang masih menempel di tulang bekas ikan yang makan tadi.Saya sedih melihat ibu seperti itu. Hati tersentuh lalu memberikan ikan yg belum makan kepada ibu. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya. Ibu berkata : “Makanlah nak, ibu tak suka makan ikan.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KETIGA. 
Di awal , masuk . Ibu biasa membuat kue untuk dijual sebagai tambahan dan abang. Suatu saat, pada dinihari lebih kurang pukul 1.30 pagi terjaga dari tidur.. Saya melihat ibu membuat kue dengan ditemani lilin di hadapannya. Beberapa kali melihat kepala ibu terangguk karena . Saya berkata : “Ibu, tidurlah, esok pagi ibu kan pergi ke pula.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, ibu belum .”

PEMBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT. 
Di akhir masa ujian sekolah , ibu tidak pergi berjualan kue seperti biasa supaya dapat menemani pergi ke sekolah untuk turut menyemangati. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari mulai menyinari, ibu terus sabar menunggu di luar. Ibu seringkali saja tersenyum dan mulutnya komat-kamit berdoa kepada allah agar lulus ujian dengan cemerlang. Ketika lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, ibu dengan segera menyambut dan menuangkan kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya. Kopi yang kental itu tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih kental. Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, segera memberikan cawan itu kepada ibu dan menyuruhnya minum. Tapi ibu cepat-cepatmenolaknya dan berkata : “Minumlah nak, ibu tak haus!!”

PEMBOHONGAN IBU YANG KELIMA. 
Setelah ayah meninggal karena sakit, selepas baru beberapa bulan dilahirkan, ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah kepada kami sekeluarga. Ibu bekerja memetik cengkeh di , membuat sapu lidi dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan. Tapi apalah daya seorang ibu. Kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah. Melihat keadaan keluarga yang semakin parah, seorang tetangga yang baik hati dan tinggal bersebelahan dengan kami, datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak bantuan itu… Para tetangga kali menasihati ibu supaya menikah lagi agar ada seorang lelaki yang menjaga dan mencarikan nafkah untuk kami sekeluarga.. Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengindahkan nasihat mereka. Ibu berkata : “Saya tidak perlu cinta dan tidak perlu laki-laki.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KEENAM. 
Setelah kakak-kakak tamat sekolah dan mulai bekerja, ibu pun sudah tua. Kakak-kakak menyuruh ibu supaya istirahat saja di rumah. Tidak lagi bersusah payah untuk mencari uang. Tetapi ibu tidak mau. Ibu rela pergi ke pasar setiap pagi menjual sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakak dan abang yang bekerja jauh di kota besar mengirimkan uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, pun begitu ibu tetap berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malah ibu mengirim balik uang itu, dan ibu berkata : “Jangan susah-susah, ibu ada uang.”

PEMBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.
 
Setelah lulus kuliah, melanjutkan lagi untuk mengejar gelar sarjana di luar negeri. Kebutuhan di sana dibiayai sepenuhnya oleh sebuah perusahaan besar. Gelar sarjana itu sudahi dengan cemerlang, kemudian pun bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai sekolah di luar negeri. Dengan gaji yang agak lumayan, berniat membawa ibu untuk menikmati penghujung hidupnya bersama di luar negeri. Menurut hemat , ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, pantaslah kalau hari-hari tuanya ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan pula. Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan . Ibu tidak mau menyusahkan anaknya ini dengan berkata ; “Tak usahlah nak, ibu tak bisa tinggal di negara orang.”-

PEMBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
 
Beberapa tahun berlalu, ibu semakin tua. Suatu malam menerimaberita ibu diserang penyakit kanker di leher, yang akarnya telah menjalar kemana-mana. Ibu mesti dioperasi secepat mungkin. Saya yang ketika itu berada jauh diseberang samudera segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Saya melihat ibu terbaring lemah di rumah sakit, setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap wajah dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan sebuah senyuman biarpun agak kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap inci tubuhnya.
Saya dapat melihat dengan jelas betapa kejamnya penyakit itu telah menggerogoti tubuh ibu, sehingga ibu menjadi terlalu lemah dan kurus.. Saya menatap wajah ibu sambil berlinangan air mata. Saya cium tangan ibu kemudian kecup pula pipi dan dahinya. Di saat itu hati terlalu pedih, sakitsekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu tetaptersenyum dan berkata : “Jangan menangis nak, ibu tak sakit.”
Setelah mengucapkan pembohongan yang kedelapan itu, ibunda tercinta menutup matanya untuk terakhir kali. Dibalik kebohongannya, tersimpan cintanya yang begitu besar bagi anak2nya. Anda beruntung karena masih mempunyai orangtua… Anda boleh memeluk dan menciumnya. Kalau orangtua anda jauh dari mata, anda boleh menelponnya sekarang, dan berkata, “Ibu/Ayah, sayang ibu/ayah.” Tapi tidak lakukan, hingga kini diburu rasa bersalah yang amat sangat karena biarpun mengasihi ibu lebih dari segala-galanya, tapi tidak pernah sekalipun membisikkan kata-kata itu ke telinga ibu, sampailah saat ibu menghembuskan nafasnya yang terakhir.Ibu, maafkan . Saya sayang ibu……

Sumber : http://www.2lisan.com/tulisan/kisah2/8-kebohongan-seorang-ibu/

Bagaimana kawan artikelnya? Lumayan menggugah kan? Seperti yang penulis sampaikan, buat kalian yang masih memiliki Ibu, kalian sangat beruntung. Karena itu segeralah pulang kerumah dan bersujud di kaki ibu kalian... INGAT!!! Surga berada di telapak kaki ibu...

Tapi ingat sebelum menutup artikel ini, biasakan untuk memberi komentar atau pun kritik ( tapi kalau bisa lebih baik jangan kritik). Thanks For Comming... 

0 comments:

Post a Comment