Selamat Datang di Blog Bukan Artikel Biasa! Blog tempat membaca Artikel-Artikel Pilihan dan Download Game - Software Gratis!

Hormati Pejalan Kaki di Jakarta

Sekali sekali jalan jalan di Jakarta yuuukkkk ….
Pernah tidak jalan2 di Jakarta, benar2 jalan2 bukan karena cuma cari taxi atau nunggu bis, tapi benar2 jalan2 menikmati Jakarta ? Saya pernah, sering malah … karena saya senang jalan2 sambil hunting foto ….

Apakah pernah lihat dan perhatikan jalan2 di Jakarta ? Mari kita jalan dari Monas ke Blok M. Lewat Jl. Thamrin ke Bunderan HI, terus  melalui Jl. Sudirman, Semanggi sampai Bunderan Senayan. Lalu lewat Jl. Sisingamangaraja sampai Blok M. Kalau memang malas, pakai mobil aja tapi tetap perhtikan yaaa ….
Dari Monas ke Patung Arjuna Wiwaha, ‘badan’ jalan/pedestrian lumayan cukup besar walau masih kurang besar :). Badan jalan hanya cukup untuk 2 or 3 orang saja. Dan penghijauannya/pot2/marka jalan/dll tidak komprehensif.
Pasti banyak yg pernah jalan2 ke luar negri kan ? Ga usah jauh2 deh. Singapore. Negara kecil tp para pejalan kaki (bukan hanya turis, tp penduduk) nyaman sekali. Ini beberapa foto, bukan di daerah turis, tp di suburb.
12895693001695996313
Ini adalah daerah Bras Basa, Singapore. Badan jalan benar2 buat pejalan kaki. Sedangkan pohon2/marka jalan di tempat khusus. Adalagi di daerah Seranggon, daerah pemukiman penduduk, bukan dareh turis.
1289572922176872402
Coba lihat, nyaman kan? Dan sekarang bandingkan dgn yg ini :
12895734321540225680
Badan jalan ini sama sekali tidak nyaman dan sempit. Juga streetscape/furniture jalan tidak di desain dgn baik. Coba perhatikan, berapa orang yg bisa melewati jalan ini? Padahal ini di depan pertokoan besar di jalan protokol. Hmmm …..
Setelah jalan ke arah Jl. Sudirman dari Bunderan HI, fasilitas pejalan kaki tidak lebih baik, walaupun bisa dikatakan lumayan. Ingat tidak di (sekarang Gedung Sampuna) hook depan Dharmala ?  Waktu itu ada area terbuka dengan air mancur dan steetscape yg cantik ? Waktu itu, saya senang, dan berharap bhwa tambah banyak daerah spt itu lagi.
Tapi itu cuma sebentar. Setelah itu, sekarang dipagar. Saya mengerti, karena daerah yg dahulu saa berharap untuk pejalan kaki kita dan untuk fasilitas pegawai di daerah itu, ternyata daerah itu rawan kejahatan dan banyak pedagang kaki lima. Sebenarnya, pedagang kaki lima bisa saja tetapi tetap diatur seperti di luar negri. Sering kita nonton film, para eksekutif pakai dasi, duduk di taman, beli hotdog sambil baca koran dan makan siang ! bayangkan di Jakarta spt itu dan keadaan yg disesuaikan. Indah kan ?
Berjalan lagi sampai Semanggi menuju Bunderan Senayan. Suasananya tidak jauh berbeda. Badan jalan untuk pedestrian tetap kecil, pohon2 dan marka jalan tidak komprehensif dan beberapa tempat pejalan kaki harus ‘turun’ sehingga bisa tertabrak motor/mobil, karena pejalan kaki terlalu padat.
Selain itu, pohon2 tidak di desain dgn baik. Ini ada sekidit gambaran, di Surabaya ternyata landscaper bekerja dengan baik sekali. Coba perhatikan :
12895754671682176472
Surabaya sekarang indah, semua tempat dijadikan taman walau pejalan kaki belum mendapat tempat yang layak.
Ada lagi yg ini :
12895760272056449040
Walau di Surabaya sdh bagus, tetapi apa salahnya dibuat lebih bagus lagi, seperti jalan2/pohon2 tipikal di hampir semua area di Singapore (foto diatas di daerah Padang).
Memang, daerah protokol dari Monas sampai Blok M, bisa dikatakan cukup bagus walau pejalan kaki tetap belum mendapat tempat yg layak. Kota Jakarta memang sudah indah, tetapi detailnya masih belum di desain dgn baik, yaitu pedestriannya, penghijauannya sampai streetscapenya. Gedung2nya sdh baik, walau tidak/belum ‘menyatu’ dengan kota. Dibutuhkan sense yg tinggi untuk ‘menyatukan’ semua pernak pernik kota.
Ini jalan2 di daerah protokol. Bagaimana di daerah permukiman ? Sepertinya kita masih harus berjuang untuk mendapatkan tempat yg layak bagi pejalan kaki di Jakarta.
Maka dari itu, kita yang bukan siapa2, mungkin bisa membuat sumbang saran berupa apapun untuk memulai menghormati para pejalan kaki. Saya, sebagai arsitek, sudah sejak semula mencoba selalu mendesain jalur pedestrian yang nyaman. Walau memang sulit, karena seperti saya yang bekerja pada suatu perusahaan, mereka tentu lebih memikirkan segi “saleable” dibandingkan kenyamanan / estetika.
Mari kita membuat Jakarta lebih manusiawi !

http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2010/11/12/hormati-pejalan-kaki-di-jakarta/

0 comments:

Post a Comment